Mengenal Bahaya Internet of Things

Jakarta - Symantec Security Response dalam analisanya merilis laporan terbaru mengenai 100 ribu perangkat rumah tangga, mulai dari sistem hiburan, hingga kulkas yang bisa mengirim spam adalah tidak akurat. Namun hal ini bukan berarti Internet of Things (IOT) tidak akan menjadi pemicu serangan cyber dalam waktu dekat.

Bayangkan saja, bagaimana jika perangkat monitor bayi kita digunakan untuk memata-matai seluruh aktivitas kita? Apakah mungkin televisi yang biasa kita tonton sehari-hari menjadi mata-mata kebiasaan kita saat menonton, atau misalnya saja mobil kita yang sudah terkomputerisasi diretas oleh hacker?


Seperti detikINET kutip dalam blog Symantec berjudul 'The Internet Of Things--New Threats Emerge in a Connected World', Sabtu (8/2/2014), perusahaan sekuriti ini membahas tentang potensi ancaman keamanan yang telah terjadi, bahkan ketika IOT masih dalam tahap awal.


Salah satu contoh utama adalah worm yang menargetkan komputer yang berjalan dengan Linux OS, yang baru-baru ini ditemukan oleh Kaoru Hayashi, penyidik Symantec.


Worm ini awalnya tampaknya biasa-biasa saja--meninggalkan backdoor pada komputer yang telah tersusupi, yang memungkinkan penyerang untuk mengeluarkan perintah-perintah kepadanya.


Meskipun komputer sering di-patched, Hayashi menemukan bahwa perangkat seperti home routers, set-top boxes, kamera-kamera keamanan, dan sistem kontrol industri rentan karena beberapa vendor tidak menyediakan update, disebabkan karena keterbatasan hardware atau teknologi yang usang, seperti ketidakmampuan untuk menjalankan versi-versi terbaru dari software.


Dengan pertumbuhan perangkat dengan fitur Internet akan mencapai 50 miliar sebelum tahun 2020, menurut Cisco, perangkat-perangkat ini dengan keamanan yang relatif rendah, kemungkinan menjadi salah satu sasaran utama dari penyerang cyber dalam waktu dekat.Next


(rou/rou)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!