Demikian dikatakan Direktur Marketing Advan Tjandra Lianto di sela peluncuran phablet terbarunya, Advan Vandroid S5H di Mamacita, Senayan City, Jakarta, Kamis (6/2/2014).
Tjandra yang mengutip data riset IDC, mengatakan smartphone masih akan tumbuh 71% pada 2015. Jadi peluang pemain lokal untuk berkembang masih cukup besar meski pasar juga dibombardir produk Korea Selatan yang dimotori oleh Samsung.
"Tahun lalu kami menguasai 30% pangsa pasar dan tahun 2014 ini target kami naik jadi 40%. Kami ingin jadi tuan rumah di negeri sendiri supaya masyarakat tidak cuma beli produk Korea saja. Kalau Korea bisa, kenapa kami tidak. Kami ingin naik kelas karena konsumen sekarang juga lebih smart, jadi sudah mulai beli produk sesuai fungsi dan kebutuhan," katanya.
Demi melancarkan aksinya, Advan yang dimiliki PT Arga Mas Lestari ini akan menyiapkan 30 seri produk smartphone dan tablet hingga akhir tahun ini dengan 10 di antaranya disiapkan untuk segmen premium Rp 2-3 juta. Sementara sisanya 20 jenis model untuk kelas menengah bawah.
Untuk seri smartphone dan tablet ini, Advan mengaku belum bisa memproduksi sendiri di pabriknya yang ada di Semarang. "Kami masih impor CBU (complete built up) dari pabrik di Taiwan dan China. Namun kami usahakan akhir tahun ini sudah bisa produksi sendiri," kata Tjandra.
Selain menyiapkan lini produk yang cukup banyak, Advan yang dulu dikenal sebagai produsen komputer ini pun menyiapkan dana marketing yang lumayan jor-joran untuk merek lokal, Rp 25 miliar per bulan. Pengeluaran yang besar itu dikarenakan produk mereka cukup sukses bisa laku 200 ribu unit tiap bulannya.
"Kami setiap bulannya bisa menjual 200 ribu unit dari total 600 ribu shipping setiap bulan. Ini karena fitur dan spesifikasi produk kami sangat bagus dan bisa bersaing dengan vendor internasional meskipun dari sisi harga punya kami lebih terjangkau," ujarnya lagi.
Saking pedenya bersaing dengan merek ternama seperti Samsung dkk, Advan pun mengaku berani diadu dengan cara blind test untuk menguji kehandalan produknya. "Kami berani diadu blind test. Tutup saja mereknya, orang akan tahu mana yang lebih baik," pungkas Tjandra.
Untuk layanan purnajualnya, Advan yang saat ini memiliki 38 titik layanan akan menambah lagi pusat layanan purna jualnya menjadi 50 titik yang tersebar di seluruh Indonesia tahun ini, mulai dari kota-kota besar hingga ke tingkat kecamatan. (rou/fyk)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!