Namun dengan perubahan tren dan gaya hidup digital masyarakat yang kian berkembang dan mengarah terhadap kreativitas konten, aplikasi, dan IT services, Telkom pun merasa sudah saatnya untuk menatap era baru layanan komunikasi.
Telkom menyadari, perusahaannya tidak bisa lagi terus-terusan mengandalkan sumber revenue dari bisnis legacy saja yang melayani sambungan telepon kabel, komunikasi data, broadband, satelit, jaringan, dan interkoneksi.
"Tetapi juga ke bidang new wave seperti IT services yang meliputi managed network, managed application, dan IT managed services," kata Muhammad Awaluddin, Direktur Enterprise dan Business Services di Jakarta, Senin (3/2/2014).
Fokus pada bisnis new wave ini telah menjadikan motor pertumbuhan bisnis Telkom di segmen korporasi dan UKM. Pasalnya, menurut Awaluddin, rata-rata pertumbuhan layanan IT services untuk segmen korporasi dalam lima tahun terakhir mencapai double digit 11%.
Lebih menggiurkan lagi, pertumbuhan yang lebih pesat ditunjukkan pada segmen bisnis UKM yang tumbuh rata-rata 43%. Sehingga, total besaran revenue untuk new wave bisnis ini pada tahun 2013 lalu mencapai Rp 6 triliun.
"Asumsi perhitungan kita dalam lima tahun ke depan atau 2018, Telkom masih akan tumbuh dengan compound annual growth rate (CAGR) secara agregat 17% untuk bisnis IT services pada kedua segmen korporasi dan UKM," papar Awaluddin.
Sementara dari sisi growth atau pertumbuhan akan didorong oleh Telkom untuk mengantisipasi pertumbuhan pasar IT services yang diprediksi akan tumbuh sekitar 13% di 2014 ini.
BUMN telekomunikasi ini juga menargetkan perolehan revenue sebesar Rp 10 triliun di 2014 dengan komposisi 75% dari segmen enterprise dan 25% dari segmen UKM. Target revenue itu 61% diharapkan datang dari katagori layanan broadband dan IT services, dan 39% dari layanan suara dan layanan jaringan.
(rou/ash)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
