Dilansir Tech Radar, Minggu (1/6/2014), Motorola Mobility berencana menutup pabriknya di Fort Worth, Texas pada akhir 2014. Laporan ini dikonfirmasi oleh juru bicara perusahaan asal AS tersebut.
Saat ini, pabrik tersebut mempekerjakan lebih dari 700 warga AS untuk memproduksi Moto X dan mengoperasikan bagian terpenting dari proses perakitan Moto Maker.
Meski demikian, Motorola menyebutkan penutupan pabrik tersebut tidak akan mempengaruhi ketersediaan ponsel maupun program customization smartphone. Sebagai gantinya produksi Moto X akan dipindahkan ke China dan Brasil.
Soal pemindahan produksi ke China, sebenarnya suda diprediksi sejak Google menjual Motorola ke Lenovo, mengingat si pembeli berasal dari China. Namun juru bicara Motorola membantah keputusan tersebut dipengaruhi manajemen baru dari Lenovo.
Merakit ponsel di negara asal perusahaan sebenarnya memiliki keuntungan tersendiri. Selain bisa menghemat logistik, menurut para analis, langkah ini juga ditujukan agar bisa memenuhi permintaan dengan cepat.
Pemilihan lokasi perakitan sedikit banyak ikut mempengaruhi keputusan pengguna saat akan membeli ponsel. Spesifikasi hardware, fitur, desain dan aplikasi tentu masuk dalam hitungan pertimbangan.
Selain itu, mereka juga mempertimbangkan faktor lain seperti di mana produk dibuat, apakah perakit yang membuat memperlakukannya dengan benar, apakah dibuat dari bahan daur ulang, dan masih banyak lagi.
Ini menjadi salah satu hal penting yang dipromosikan Motorola. "Lebih dari 130 juta smartphone dipakai di Amerika Serikat, namun tidak satupun yang dibuat di sini (Amerika-red). Hal ini akan berubah dengan Moto X," demikian klaim Motorola melalui blognya kala itu.
Sayangnya, Motorola tampaknya belum berhasil mengubah fakta bahwa ponsel yang beredar saat ini kebanyakan dirakit di China atau Taiwan. Lagi-lagi, vendor smartphone mempercayakan proses produksi handset mereka ke para pabrik perakitan di China. (rns/rns)