General Manager Mobil Phone Divison Polytron Indonesia, Usun Pringgodigdo, menyatakan kesiapannya untuk TKDN. Saat ini, konten lokal yang telah dihasilkan melalui pabriknya di Kudus, Jawa Tengah telah mencapai 35%.
Meski demikian, karena pihaknya lama malang melintang di industri elektronik dan baru terjun di pasar ponsel pada 2011 silam, pangsa pasarnya pun masih kecil. Kata Usun baru sekitar 2%. Namun demikian ia yakin akan terjadi perubahan seiring dengan peningkatan kapasitas dan kualitas produksi.
"Sebelumnya pangsa pasar ponsel Polytron masih sangat kecil. Namun sejak tahun ini kami segera menambah jumlah lini produksi dengan mengedepankan produk murah namun berkualitas," ujarnya di sela diskusi 4G & Rich Content, Balai Kartini, Jakarta, Selasa (24/3/2015).
Menurut Usun, untuk merebut pasar ponsel berbasis teknologi 4G Polytron melakukan tiga hal, yaitu produk harus bisa memenuhi kebutuhan konsumen, layanan purna jual yang memadai, dan edukasi pasar.
"Akhir tahun lalu Polytron sudah meluncurkan ponsel ZAP5. Tahun ini kami akan luncurkan lagi. Berapa jenis atau typenya yang akan kami luncurkan. Tunggu saja," ujarnya.
Usun menuturkan, untuk menguasai pasar 4G pihaknya akan bermain pada ponsel seharga Rp 1 juta - Rp 3 juta. "Harga murah, tapi kualitas terjamin," ujarnya.
Meski begitu, Usun tidak merinci berapa investasi yang dikeluarkan perusahaan dalam mengembangkan produksi ponsel 4G. Biaya terbesar dalam dalam memproduksi sebuah smartphone adalah pada komponen chipset, LCD dan memory.
Ia menjelaskan, bahwa kapasitas produksi Polytron saat ini bisa mencapai 300.000 unit per tahun dan bisa ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan pasar. Untuk menguasai pasar ponsel 4G ditambahkannya, pihaknya akan mengikuti rencana penggelaran jaringan 4G seluruh operator.
"Layanan 4G penyerapannya relatif lebih mudah dibanding teknologi sebelumnya, 3G. 4G bisa lebih booming karena operator dengan cepat menggelar BTS dan memperluas coverage," ujarnya.
Selain ponsel 4G tambah Usun, Polytron juga siap mengambil peluang dalam memproduksi perangkat pendukung telekomunikasi seperti charger, chasing, baterai maupun kabel.
(rou/ash)