Pasca Gagal Migrasi, Axis Kembali Geber 3G

Jakarta - Axis Telekom Indonesia menegaskan belum mau pindah lagi ke blok 11 dan 12 dan memilih bertahan di kanal yang lama di blok 2 dan 3 hingga permasalahan interferensi sinyal di spektrum 2,1 GHz mendapatkan solusi yang menguntungkan semua pihak.

Sembari menunggu solusi terbaru setelah berkonsultasi dengan Balai Monitoring Kementerian Kominfo, Axis pun kembali menggencarkan promosi 3G setelah menuai banyak keluhan pelanggan terkait gangguan koneksi jaringan pasca gagal migrasi.


Daniel Horan, Chief Marketing Officer Axis, menegaskan pihaknya tetap menjalankan bisnis perusahaan seperti biasa meski pemegang saham terbesarnya, Saudi Telecom Company, telah memberi restu untuk menjual operator yang tengah serius dijajaki XL Axiata ini.


Ditegaskannya, di sisi manajemen Axis tak ada perubahan terjadi. Irama kerja masih kencang untuk mendorong brand dan produk Axis diminati masyarakat.


"Inilah alasannya kita tawarkan kampanye baru 'Semuanya Unlimited'. Paket ini bisa dikatakan paling terjangkau di pasar," katanya di Penang Bistro, Oakwood Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (20/8/2013).


Diungkapkannya, paket baru tersebut dibanderol Rp 34.900 per bulan untuk menikmati layanan internet dengan kecepatan 7,2 Mbps untuk pemakaian sebesar 1,5 GB pertama.


"Paket ini sudah ada 10 ribu pengguna tanpa dilakukan promosi. Kita targetkan dalam empat minggu ke depan ada 100 ribu pengguna, dan di akhir tahun ada 250 ribu pengguna," ungkapnya.


Menurutnya, menggeber jasa data menjadi hal yang logis dilakukan karena layanan ini berkontribusi 48% bagi total pendapatan.


Saat ini jumlah pengguna data sekitar 50% dari 17 juta pelanggan yang dimiliki. Untuk pengguna yang memanfaatkan paket unlimited sekitar satu juta nomor, hal yang sama juga untuk paket Pay as You Use (PAYU).


Tak hanya menggeber jasa data, Axis juga terus menawarkan sejumlah Value Added Services (VAS) baru ke pelanggan. Salah satunya search engine milik Axis yang dikenal dengan Axis Live.


"Tren ke depan itu rich content dan kami selau berinovasi di sektor ini. Layanan VAS itu berkontribusi sekitar 3% hingga 4% bagi total pendapatan," katanya.


(rou/ash)