Gudang Data Harus Lebih Cerdas di Era 'Platform Ketiga'

Jakarta - Lanskap TI dilaporkan telah dipengaruhi oleh tiga platform kunci, dimulai dengan diperkenalkannya komputer mainframe tahun 1950. Yang kedua adalah komputer pribadi (PC) yang mendorong revolusi industri TI antara tahun 1985 dan 2005.

Kini organisasi dihadapkan dengan pergeseran besar-besaran dan bersifat disruptif yang disebut oleh IDC sebagai 'platform ketiga' atau 'third platform’.


Platform ini meliputi pilar-pilar teknologi dari Big Data, cloud, mobilitas dan tren-tren sosial yang secara luas bertanggung jawab atas pertumbuhan jumlah data yang sangat besar yang dihasilkan dari transaksi dan interaksi antara server, jaringan, mesin, sensor, kamera dan perangkat–perangkat lain yang mendorong pertumbuhan data.


Perusahaan-perusahaan di ASEAN mengklaim bahwa data mereka tumbuh 20%-50% dari tahun ke tahun dan 17% dari mereka mengatakan bahwa pertumbuhan tersebut lebih dari 50%.


Hal ini memberikan dampak terhadap biaya di Asia Pasifik, tidak termasuk Jepang, karena belanja produk storage untuk kebutuhan Big Data akan terus tumbuh dengan laju pertumbuhan majemuk (CAGR) sebesar 42% antara tahun 2012 dan 2017.


Data yang disimpan ada di beberapa lokasi -- keduanya fasilitas milik perusahaan maupun di berbagai silo dan data center pihak ketiga, dalam lingkungan yang sangat tervirtualisasi.


Data yang semakin kompleks dan dalam jumlah besar inilah yang mengharuskan organisasi/perusahaan untuk secara mendasar memikirkan kembali infrastruktur dan pengelolaan data center, dan memanfaatkan platform baru ini untuk mempercepat kapasitas dan mengurangi biaya. Next


(ash/ash)