IBM, Raksasa Teknologi yang Kian Melorot

Jakarta - IBM mencatatkan pendapatan kuartal terendah sepanjang lima tahun terakhir ini. Pemicunya adalah turunnya penjualan hardware dan pergolakan pasar di negeri Tiongkok.

Seperti detikINET kutip dari Reuters (19/4/2014), raksasa teknologi ini hanya membukukan sekitar USD 22,5 miliar sepanjang kuartal pertama 2014, masih di bawah estimasi para analis yang memprediksi raihan omzet harusnya bisa USD 22,91 miliar.


Sedangkan keuntungan sepanjang kuartal pertama 2014 sebesar USD 2,38 miliar turun dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar USD 3,03 miliar.


"IBM sudah delapan kali berturut-turut pendapatannya turun terus. IBM sudah sering meleset targetnya, susah untuk kembali ke jalur," kata Fred Hickey, editor dari The High-Tech Strategist Newsletter.


Pendapatan IBM dari bisnis hardware, termasuk server dan systems storage, turun 23% menjadi USD 2,4 miliar. Pemicunya, turunnya penjualan di pasar berkembang seperti Asia Pasifik.


Hanya bisnis software yang menunjukkan pertumbuhan di kuartal pertama 2014 naik 1,6% menjadi USD 5,66 miliar.


Bulan lalu, Gartner memposisikan IBM di posisi ketiga untuk pemain software setelah dikalahkan Oracle. Padahal tahun lalu, IBM berada di posisi runner up. Sementara di posisi nomor satu saat ini adalah Microsoft.


IBM tahun ini menyiapkan investasi sekitar USD 1,2 miliar untuk mengembangkan produk berbasis web atau cloud computing. Bisnis IBM di segmen ini tumbuh 50% atau mencapai USD 2,3 miliar.


Menurut Gartner, pada tahun lalu bisnis cloud computing secara global mencapai USD 131 miliar. Sementara IBM Markets Intelligence memperkirakan di 2020 bisa menjadi USD 200 miliar.


(rou/rou)