Smartfren Nyantai Migrasi ke Frekuensi 2,3 GHz

Jakarta - Operator seluler CDMA Smartfren Telecom tidak terlalu memusingkan mengenai rencana migrasi dari frekuensi 1.900 MHz ke 2,3 GHz pada tahun 2016 mendatang.

Kepindahan ini sempat dikhawatirkan bakal mengganggu pengguna Andromax, yang menjadi ujung tombak pelanggan Smartfren. Terlebih sekitar 60% dari total jumlah 12 juta pelanggan Smartfren memanfaatkan data.


“Tidak ada masalah sebetulnya (migrasi 2,3 GHz), karena Andromax saat ini saja kan berjalan di dual band, yakni 800 MHz dan 1.900 Mhz. Jadi nanti yang 800 MHz masih bisa dipakai,” tutur Deputy CEO Smartfren Djoko Tata Ibrahim, di Jakarta.


Tata menambahkan, Smartfren akan patuh pada regulasi yang nantinya akan dikeluarkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).


“Kalau pun nanti kita migrasi, tentu saja kita minta ke vendor seperti HiSense atau Haier ini untuk membuat handset yang berjalan di frekuensi 2,3 GHz. Tapi sekarang belum ada arah (pemesanan) ke sana, masih menunggu regulasi,” tambahnya.


Kajian mengenai kepindahan ke frekuensi 2,3 GHz dikabarkan segera masuk tahap final. Nantinya, Smartfren akan dapat pita selebar 30 Mhz dari 60 MHz yang tersedia, di mana sisanya akan dilelang oleh Kominfo.


Rencana ini untuk memastikan nantinya tidak ada interferensi di frekuensi 2,1 GHz yang dipakai untuk pita 3G.


(tyo/ash)