"Apa pesan Bapak untuk menjelaskan perkembangan sosial media di Malaysia dan Indonesia?" tanya Menteri Pemuda dan Olahraga RI Roy Suryo dalam forum.
"Kehidupan sosial sekarang cukup ekstrim. Mereka menggunakan pisau untuk membunuh. Sebab itu dari awal perlu kita semai ke hati anak-anak muda tentang hidup yang baik. Sehingga ketika mereka akses media baru ini mereka tidak berlebihan," jawab Mahathir dengan tegas.
Sesi tanya jawab ini terjadi dalam Ceramah Umum 'Malaysia-Indonesia: Dulu, Kini dan Selamanya' yang dimoderatori CEO Trans Corp Chairul Tanjung di Auditorium Menara Bank Mega, Jl Kapt P Tendean Kav 12-14A, Jaksel, Senin (14/4/2014).
Hadir pula dalam acara tersebut Menteri Aparatur Negara, Menteri BUMN Dahlan Iskan, Wakil Menteri Perhubungan dan sejumlah tokoh penting dalam negeri lainnya.
Mantan orang nomor satu di Malaysia itu menjelaskan kebebasan berpendapat di sosial media harus berada dalam koridornya. Sebab, bukan tidak mungkin kicauan di dunia maya malah menimbulkan perang dingin yang mengganggu keharmonisan dua negara. Khususnya hubungan Malaysia dan Indonesia.
"Walaupun kita percaya kebebasan, tapi kebebasan harus dikaji bersama. Hal ini penting bagi Indonesia-Malaysia supaya kesan buruk tidak ada," tutup Mahathir.
(ash/ash)