Teknologi quick charging mulai populer belakangan ini karena dianggap bisa memenuhi kebutuhan sebagian besar pengguna smartphone. Quick charging memungkinkan baterai dengan cepat terisi penuh tanpa harus menunggu berjam-jam.
CEO Huawei Richard Yu punya pendapat lain soal ini. Seperti dikutip dari TechRadar, Jumat (9/5/2014), pada peluncuran Ascend P7 di Paris, Prancis, Richard menyoroti soal teknologi ini.
"Quick charge berdampak negatif mempengaruhi siklus hidup baterai. Kondisi baterai Anda akan lebih cepat rusak ketimbang umur ponselnya sendiri," ujar Richard.
Kondisi ini bisa lebih merepotkan jika jenis baterai smartphone tidak bisa dicopot. Pengguna tak bisa membuangnya begitu saja lalu menggantinya dengan baterai baru.
Ketimbang menggunakan teknologi quick charge, Huawei lebih memilih fokus memperpanjang daya tahan baterai. Melalui divisi R&D, perusahaan asal China ini terus mengembangkan teknologi baterai, desain chipset dan efisiensi interface.
"Kami tidak terburu-buru menerapkan quick charging di perangkat buatan kami," tutupnya mantap.
(rns/fyk)