Seperti detikINET kutip dari laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (7/5/2014), perusahan dengan kode emiten FREN ini akhirnya mencatatkan laba bersih Rp 1,11 miliar setelah menderita kerugian Rp 355,582 miliar tahun lalu.
Penopang bottom line berasal dari keuntungan kurs sepanjang kuartal pertama 2014 sebesar Rp 407,508 miliar berbanding terbalik dengan kondisi sama tahun lalu dimana rugi kurs sebesar Rp 7,409 miliar.
Disebutkan, dari sisi operasional, Smartfren masih berjalan dalam koridor menuju Earning Before Interest Tax Depreciation Amortization (EBITDA) positif.
Hal itu terlihat dimana sepanjang kuartal pertama 2014 perseroan mencatat pendapatan sebesar Rp 722,88 miliar atau naik 29,79% dibandingkan periode sama tahun lalu yang Rp 556,97 miliar.
Namun, beban usaha yang ditanggung juga tumbuh 14,68% year-on-year (yoy) menjadi Rp 1,01 miliar di Januari-Maret 2014.
Alhasil, operator ini masih menderita rugi usaha senilai Rp 287,5 miliar. Angka ini sudah turun 11,28% dibandingkan rugi bersih di kuartal I 2013 yang tercatat Rp 324,05 miliar.
Smartfren pun mengakui masih membukukan akumulasi defisit senilai Rp 10,5 triliun dengan liabilitas senilai Rp 12,62 triliun di kuartal pertama 2014.
Direktur Smartfren Merza Fachys sebelumnya mengatakan, perseroan terus fokus memperbaiki kinerja pada tahun ini dengan meningkatkan kapasitas dan cakupan jaringan agar kualitas layanan tetap terjaga.
(rou/eno)