Sejak tahun 2012, laporan kuartal fiskal keempat Nintendo mencetak kerugiaan USD 533 juta. Saat itu ada dua masalah yang harus dihadapi oleh perusahaan tersebut, penjualan Wii melemah di tengah penguatan Yen dan kehadiran ponsel cerdas dalam ekosistem game.
Ponsel di game, sebut saja iPhone dan Android telah membentuk suatu ekosistem bagi game portable. Kecanggihan hardware membuat pengembang game berbondong-bondong membawa karyanya ke smartphone.
Kendati sudah jelas bahwa smartphone menjadi ancaman, Satoru tidak mau mengakui bahwa smartphone adalah ancaman bisnisnya. Saat itu, ia dalam posisi Presiden Direktur Nintendo mengatakan, perusahaannya belajar dari kesalahan saat perilisan 3DS dan tak akan mengulanginya lagi untuk peluncuran Wii U nanti.
Sayangnya hal tersebut tidak terjadi. Wii U, yang merupakan konsep baru dalam bermain Wii justru mengalami kegagalan. Penjualannya terus merugi, bahkan hingga laporan fiscal terbaru di 2014.
Saat meluncurkan 3DS, Iwata antara jemawa dan keras kepala. Dia masih enggan membuat smartphone seperti Sony atau setidaknya melepas game legendaris Mario Bros dan Zelda ke platform mobile layaknya Sega.
Alhasil, ketimbang mengembangkan sebuah ponsel dengan kemampuan memainkan game, Nintendo malah memilih untuk terus mengembangkan fitur dalam 3DS. Misalnya, dengan memasukkan voice chat dalam game, dan dukungan e-Book.Next
(tyo/rns)