Diungkapkan Mark Micallef, Area Vice President ASEAN for Citrix Systems menjelang Citrix Synergy 2014 di Los Angeles, tren Bring Your Own Device (BYOD) bahkan tidak hanya menjangkiti perusahaan berbasis IT, namun sudah bergeser.
"Kini BYOD tidak hanya populer di kalangan orang IT, tetapi juga sudah mulai digunakan oleh HRD, facility manager, public sector dan bahkan decision maker," ungkapnya.
Micallef pun mengungkapkan bahwa alasan BYOD mulai bergeser karena karyawan mendapatkan pengalaman bekerja dalam cloud.
Dengan adanya cloud, menjalankan sistem dan menaruh data bisa dilakukan dimana saja, tanpa harus membawa perangkat tambahan yang berat.
Kemudian, BYOD membuat karyawan bisa bekerja lebih produktif. Itu karena mereka tidak harus menghadapi kemacetan yang menghadang di jalan. Mereka pun lebih happy karena diperbolehkan bekerja darimana saja dan menggunakan perangkat yang bisa mereka pilih sendiri.
Sementara, bagi perusahaan dengan tidak banyak karyawan yang memenuhi kantor maka bisa menghemat space yang dengan kata lain mengurangi beban perusahaan untuk menyediakan ruangan bagi karyawan.
Perusahaan yang terlanjur memiliki space besar bahkan bisa menambah penghasilan dengan menyewakan kelebihan ruangan yang mereka miliki.
Menurut Mark, ada perusahaan di Australia yang bisa hemat USD 90 ribu karena membebaskan karyawannya bekerja di luar kantor hingga dapat mengoptimalkan space kosong di kantornya untuk hal lainnya.
Di Indonesia sendiri pengguna solusi BYOD diperkirakan di kisaran 1000 orang, dari total 330 ribu organisasi atau perusahaan dan 100 ribu pengguna di seluruh dunia. Namun pengguna di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat. (mel/tyo)