'Perlu Alat Canggih untuk Sadap Jaringan Operator'

Jakarta - Ericsson yang merupakan vendor jaringan terbesar di Indonesia, ikut angkat bicara soal isu penyadapan asing yang berhembus belakangan ini. Menurutnya, kemungkinan akan hal itu tetap ada meski sangat kecil sekali.

Direktur PT Ericsson Indonesia, Rustam Effendie menilai, penyadapan sangat kecil kemungkinannya terjadi karena jaringan operator memiliki proteksi yang sangat ketat.


"Kemungkinan disadapnya sangat-sangat kecil. Jaringan itu sudah terstruktur sedemikian rupa dan proteksinya pun sangat ketat," kata Rustam saat ditemui di sela acara 4G & Rich Content di Balai Kartini, Jakarta.


Menurut Rustam, kemungkinan penyadapan yang dilakukan oleh badan intel asing itu prosesnya memanfaatkan sinyal frekuensi yang terbuka. Proses inilah yang sulit untuk dideteksi karena sifat pemancar yang luas dan ke segala arah.


"Kalau di luar jaringan, ini yang agak susah proteksi. Namanya ponsel kan memancar. Jika orang sudah bisa menangkap, itu juga tergantung kecanggihan alatnya. Tapi untuk menyadap masuk ke jaringan operator, itu yang hampir tidak mungkin," ujar Rustam.


Dia menegaskan jika penyadapan mungkin terjadi di luar jaringan dan tidak bisa menyelinap ke dalam jaringan. Apalagi menyadap menggunakan kartu SIM yang digunakan di dalam ponsel.


"Hardware tidak mungkin disusupi. SIM card juga tidak mungkin. Kalau mengenkripsi dari voice melalui terminalnya, itu teknologi zaman sekarang. Bisa dienkripsi sehingga suaranya ter-coding tapi itu di luar jaringan," ujar Rustam.


Menurut dia, semua jaringan sudah memiliki standarnya masing-masing. Untuk telekomunikasi standar yang dimiliki adalah 3GPP standard, termasuk sistem keamanannya.


"Hanya saja, yang menyulitkan adalah sifat sinyal atau frekuensi adalah over the air. Pancarannya menyebar ke semua arah. Untuk menangkapnya pun butuh alat yang harus canggih sekali," tegasnya


(rou/rou)