Derita Internet Kecamatan: Listrik Pas-pasan, Solar Kemahalan

Samarinda - Program Jalin KPU/USO (Jasa Akses Publik Layanan Internet WiFi) milik Kementerian Komunikasi dan Informatika, di Kecamatan Maratua, Pulau Maratua, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, mandeg akibat minimnya ketersediaan energi listrik.

DetikINET berkesempatan mengunjungi Pulau Maratua baru-baru ini dan bermaksud mencari titik hot spot WiFi saat melihat papan nama bertuliskan 'Jalin KPU/USO Jasa Akses Publik Layanan Internet WiFi Kecamatan Maratua'.


Namun sayang, hingga berjalan kurang lebih 1 km dari sebuah dermaga speedboat menuju kampung Teluk Harapan di Kecamatan itu, tidak ada satupun titik hot spot WiFi yang terdeteksi melalui gadget.


"Bagaimana internetnya mau hidup, solarnya saja untuk genset tidak ada. Kalau ada solar, itu pun mahal," keluh warga Maratua, Asrudin, kepada detikINET.


Pulau Maratua merupakan salah satu pulau terluar dalam kesatuan Kepulauan Derawan, selain Pulau Derawan, Pulau Kakaban dan Pulau Sangalaki. Dari Pulau Derawan misalnya, menuju Pulau Maratua yang berbatasan laut dengan perairan negara tetangga, Filipina, ditempuh selama 1-1,5 jam.


Diungkapkan Kepala Urusan Pembangunan Desa Teluk Harapan, Osdek, Pulau Maratua dengan jumlah penduduk sekitar 4.000 jiwa memang termasuk wilayah dengan pasokan listrik pas-pasan.


Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) hanya ada di Teluk Harapan, untuk melayani kurang lebih 100 rumah. Sedangkan, tiga desa lainnya yakni Desa Payungpayung, Desa Bohesilian serta Desa Teluk Alolo, mengandalkan energi listrik tenaga surya melalui program PNPM.


"Itu pun hanya untuk penerangan di rumah, tidak untuk keperluan yang lain karena pembangkitnya tidak sanggup," kata Osdek.


Praktis dengan keterbatasan listrik, program internet kecamatan, menurut Osdek, berjalan tidak maksimal. Kesulitan mendapatkan bahan bakar solar di Pulau Maratua, juga menyebabkan mesin genset tidak berfungsi maksimal.


"Kalau mau main internet, di kantor kecamatan. Itu juga harus menghidupkan genset dan itu kalau ada solarnya. Kalau tidak ada solar, ya tidak bisa hidup listrik buat internetan," ungkap Osdek.


"Ya, memang di Maratua ini susah dapat solar. Kalau ada, harganya mahal sampai Rp 10.000 per liter. Jadi, program internet itu tidak jalan maksimal di sini," tutup Osdek.


(ash/ash)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!