Pria 46 tahun tersebut memiliki 4,6% saham di Naver dan NHN Entertaiment. Kedua perusahaan yang sudah go public ini membukukan keuangan yang cukup baik, sehingga kabarnya Lee mendapatkan USD 60 juta dalam bentuk deviden dalam 10 tahun terakhir.
Di bulan Agustus, raksasa internet ini memisahkan NHN Entertaiment dan Naver menjadi dua bisnis yang berbeda. NHN berfokus pada layanan game online, sedangkan Naver fokus pada portal dan mobile service, termasuk Line.
Line yang merengkuh kepopuleran, turut mengangkat Naver Corp di lantai busa. Tercatat, harga saham perusahaan tersebut sudah menyentuh 460 ribu won atau USD 437 per lembar.
detikINET kutip dari Forbes. Jumat (13/12/2013), dengan rentetan prestasi yang digapai perusahaannya tersebut, menempatkan Lee sebagai salah satu orang terkaya di Korea. Ia masuk di peringkat 34 dengan kekayaan USD 575 juta pada Aprli lalu.
Line memang menjadi tambang uang bagi sebagian besar pundi-pundi kekayaan Lee. Pertumbuhan pengguna messaging ini terus meroket di tiga negara besar yang mereka kuasai, Thailand, Jepang dan Taiwan.
Tak seperti WhatsApp, Line diberikan gratis untuk di-download. Namun kelebihannya, Line bisa sukses menggali uang dari sub aplikasinya, seperti menjual emoticon, Line camera, dan aplikasi game.
Line sendiri diluncurkan oleh Naver Jepang pada Juni 2011. Aplikasi ini memiliki 100 juta pengguna pertama pada Januari 2013. Bayangkan, Facebook dan Twitter membutuhkan waktu lebih dari 49 bulan untuk mendapatkan angka tersebut.
Pemilik Line mengklaim hingga 26 November lalu, jumlah pen-download aplikasi messaging besutannya telah mencapai 300 juta pengguna. Tumbuh tiga kali lipat dibandingkan dua tahun lalu.
(tyo/eno)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!