Nama Bitcoin masih asing didengar oleh masyarakat Indonesia. Jangankan di tanah air, di AS sekalipun yang merupakan surganya dunia finansial saja nama Bitcoin ini masih menimbulkan tanda tanya.
Tapi dengan popularitasnya yang sedang menanjak, beberapa pemain besar di industri finansial, seperti dari Wall Street dan industri teknologi Silicon Valley, mulai melirik pengunaan mata uang digital alias digital currency atau bisa juga dibilang cryptocurrency ini.
Berikut ini beberapa contohnya. Awal pekan ini, salah satu bank raksasa AS, JPMorgan Chase, sedang melakukan pengembangan mata uang digital setidaknya dalam 14 tahun terakhir. Fokusnya kepada sebuah cryptocurrency.
Sebuah analisis dari Bank of America Merrill Lynch menyatakan Bitcoin punya potensi untuk menjadi alat pembayaran belanja di dunia maya. Bitcoin juga bisa menjadi pesaing serius bagi perputaran uang di dunia maya yang sudah ada sekarang ini.
Selain itu, salah satu manajer investasi besar Fidelity Investment sekarang memperbolehkan Bitcoin jadi sarana investasi untuk masa tua alias pensiun.
Tapi uang digital ini masih punya satu masalah besar, yaitu fluktuasinya yang sangat tinggi. Awal tahun ini harganya masih di USD 13. Sampai awal Desember kemarin, harganya sudah melambung sampai posisi tertingginya di USD 1.240, padahal bulan lalu sempat anjlok sampai ke USD 365.Next
(ang/rou)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!