Ponsel Pelan-pelan 'Bunuh' Kamera Saku

Bali - Harus diakui, teknologi yang terbenam di kamera ponsel sudah semakin maju. Namun apakah ini seraya menegaskan bahwa era kamera saku sudah berlalu?

Seperti diketahui, kamera ponsel dahulu masih sebatas VGA. Namun kini teknologi kamera di perangkat telepon genggam sudah melesat dengan begitu cepat.


Ponsel berkamera 13 MP, 20 MP, bahkan sampai 41 MP sudah wara-wiri di pasar. Bahkan tak cuma berbicara megapixel, ada teknologi ultrapixel, pureview atau teknologi lain yang hadir untuk memperkaya kemampuan kamera di ponsel.


Jelas, kondisi ini membuat konsumen dimanja. Hanya saja, ada pihak-pihak yang harus rela menerima imbas negatif dari cepatnya lompatan teknologi kamera ponsel.


Pihak yang dimaksud adalah kamera saku. Andreas Rompis, Vice President IM Business Samsung Electronics Indonesia (SEIN) mengakui jika pasar kamera kompak tak lagi seseksi dulu. Pasar kamera kelas bawah ini telah mengalami penurunan.


Menurut data terakhir yang dimiliki Samsung, pasar kamera kompak anjlok sampai 10% pada tahun 2013, dibandingkan pada tahun 2012.


Pun demikian, bukan berarti pasar kamera tak punya masa depan akibat diserbu oleh berbagai smartphone dengan fitur kamera yang wah.


Andreas optimistis, meski smartphone tengah booming, peminat kamera tetap ada. Terlebih bagi mereka yang ingin mengejar gambar yang lebih bagus, pasti akan melirik kamera ketimbang smartphone.


Dany Setiawanto, Head of Regional Marketing Digital Imaging Samsung South East Asia & Oceania menambahkan, geliat smartphone berkamera keren kemungkinan besar takkan mengancam pasar kamera DSLR ataupun mirrorless, melainkan di kelas kamera kompak yang murah.


"Kamera murah yang bakal terancam. Karena pasti ada yang berpikir, buat apa beli kamera murah, mending beli ponsel dengan kamera yang sudah oke sekalian," lanjutnya.


"Sementara untuk kamera premium tetap growing. Karena ada segmen dan benefitnya," tandas Andreas, di sela acara Samsung Forum di Bali.


Benefit di sini adalah, kualitas dari jepretan kamera premium pastinya berbeda dengan gambar yang dihasilkan dari sebuah smartphone.


Di sini kualitas berbicara, dimana teknologi yang tersemat pada 'kamera beneran' masih belum bisa tersaingi dari kamera yang ada di perangkat yang sejatinya dibuat untuk 'halo-halo'.


(ash/rou)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!