Bikin Aplikasi Tak Melulu Soal Coding

Surabaya - Developer asal Indonesia dinilai mempunyai kreatifitas yang tinggi dalam membuat aplikasi, namun sayang banyak dari aplikasi besutan lokal tersebut kurang mendapatkan tempat di antara pengguna smartphone.

Hal ini diakui oleh Dito Respati, Head of Mobile Apps Developer Community Telkomsel bahwa ada beberapa kelemahan yang sering dialami oleh developer Tanah Air. Padahal pasar Indonesia sangat besar untuk diambil oleh pengembang lokal sendiri.


"Developer di Indonesia kebanyakan hanya bergaul dengan para developer saja. Padahal, aplikasi tak hanya membutuhkan konten atau fitur yang bagus saja. Karena juga membutuhkan marketing untuk memasarkan aplikasinya, dan banyak hal lainnya," kata Dito, dalam acara Ngopi detikINET bareng Telkomsel, di Universitas Airlangga, Selasa (26/11/2013).


Masalah lain yang dihadapi oleh developer di Indonesia biasanya kurang bisa merencanakan jangka panjang mengenai aplikasi yang dibuatnya. Karena setelah membuat, ya hanya membuat saja lalu memasukkanya ke toko aplikasi.


"Saya pernah berbicara dengan seorang berbincang dengan dosen di kampus yang mempunyai beberapa aplikasi dari mahasiswanya. Jumlahnya sampai 150, tapi ya gitu saja hanya membuat," ceritanya.


Padahal, developer selain harus membuat aplikasi yang baik, developer juga harus mencari permasalahan dan merencanakan dengan baik, seperti dalam dunia penulisan, developer pun mengenal apa yang disebut rumus 5W + 1 H.


"Paling penting, ketika kita sudah membuat aplikasi jangan malas untuk melakukan update untuk menambahkan fitur-fitur tambahan yang dibutuhkan," tandasnya.


(tyo/eno)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!