Isu Keamanan Data Kian Mengkhawatirkan

Sydney - Isu keamanan data bakal mencapai titik kritis di tahun 2014, demikian salah satu tren yang diramalkan Hitachi Data Systems (HDS). Menurut HDS, organisasi bakal mengikuti undang-undang yang dibuat pemerintah terkait perlindungan data ini.

Seperti diketahui, kasus yang melibatkan nama Edward Snowden kian membuka kesadaran mengenai pentingnya keamanan data pengguna. Hal ini pun disadari oleh pihak HDS.


"Snowden menciptakan banyak perbincangan di berbagai industri. Jika kita menilik ke belakang, sejumlah negara sudah menerapkan sudah menerapkan undang-undang hukum yang melindungi data privasi (legislation of law) . Kita lihat di Singapura, Korea, Hong Kong mereka melakukan hal yang sama," ujar Adrian de Luca, CTO Hitachi Data Systems untuk kawasan Asia Pasifik.


Bertempat di Four Points Hotel, Sydney dalam acara Asia Pasific Hitachi Data System Media Tour 2013, Adrian mencontohkan beberapa undang-undang di masing-masing negara, seperti Australian Goverment's Privacy Act, Personal Data Protection Act di Singapura.


"Jadi titik kritis di antara beberapa kekhawatiran mengenai privasi akan seiring dengan apa yang dilakukan pemerintah. Saya secara pribadi berpikir bahwa organisasi akan mengikuti undang-undang pemerintah, misalnya jika terjadi pencemaran reputasi," paparnya.


Adrian menegaskan bahwa kasus Snowden tidak berdampak pada bisnis mereka. Kendati demikian ia mengakui kondisi bisa berubah. "Namun jika sudah sampai ke undang-undang hukum dari pemerintah, semua organisasi akan terkena dampaknya," akunya.


Adapun dalam salah satu prediksi tren big data di 2014, HDS melihat bahwa kekhawatiran keamanan big data tak hanya pada data mobile yang berpindah dari piranti ke cloud, melainkan juga data dalam konten repositori.


Organisasi-organisasi pun diyakini akan mengadopsi sinkronisasi solusi synch-and untuk shadow IT -- software dan hardware yang tidak didukung oleh IT sentral organisasi dan bisa menimbulkan risiko keamanan.


Jadi alih-alih memakai layanan public cloud seperti Dropbox, organisasi akan mengadopsi solusi enterprise synch-and-share seperti yang ditawarkan HDS dengan Hitachi Content Platform. Selain itu, enskripsi data juga akan menjadi hal wajib untuk memastikan keamanan data personal dan memenuhi undang-undang privasi pemerintah serta persyaratan peraturan industri.


(sha/ash)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!