Chief Creative Officer King, Sebastian Knutsson, dalam sebuah wawancara dengan Business Insider, pernah ditanya soal ini dan dia pun mengakuinya. Sebastian mencontohkan, level 110 termasuk hard level, namun level 111 bisa dilalui dengan mulus.
"Jika permainan semakin sulit setiap levelnya, game ini jadi tidak bisa dimainkan. Level yang mulus adalah hadiah bagi mereka yang sukses menyelesaikan level sulit," ujarnya seperti dikutip dari Business Insider, Jumat (31/1/2014).
"Kami tidak ingin mendesain level yang sulit diselesaikan, atau mengharuskan pemain membayar untuk menamatkannya. Bukan itu tujuan kami. Kami menemukan bahwa kombinasi kepuasan dan 'rasa sakit' karena bersusah payah adalah tujuan di balik desain level," sambungnya.
Keasyikan lain, menurut Sebastian adalah pemain sengaja dibuat kehabisan nyawa, yang ditandai dengan habisnya ikon hati yang dimilikinya. Dikatakan Sebastian, kondisi seperti ini pun memang sengaja dirancang demikian.
"Ini akan memberikan Anda waktu istirahat sejenak, yang berdampak bagus dalam jangka panjang. Anda jadi tidak lelah memainkannya. Ini memberikan jeda yang alami," papar Sebastian.
Candy Crush Saga memang tengah naik daun. Diciptakan pada 2003, kesuksesan King melesat sejak Candy Crush Saga dirilis di Facebook pada 2011. Game menyusun permen ini menjadi aplikasi gratis paling laris didownload pada 2013 dan didapuk sebagai 'top revenue grossing app'.
Bagaimana tidak, Candy Crush Saga didownload lebih dari 500 juta kali sejak perilisannya di perangkat mobile pada 2012. Tumpukan uang di rekening bank atas nama King pun semakin menggunung seiring terus menanjaknya popularitas game yang menghasilkan pemasukan Rp 9,8 miliar per hari ini.
(rns/eno)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!