Direktur Penjualan Telkomsel, Mas'ud Khamid mengatakan pihaknya memiliki proteksi penyadapan sesuai standar International Telecomunication Union (ITU). Dengan standar tersebut, terdapat ribuan enkripsi, jadi menurutnya meski berhasil disadap namun tak mudah dibaca karena masih ada sandi yang tidak mudah diurai.
"Enkripsinya ribuan, kalau bisa disadap pun tidak bisa dibaca. Mengurai sandi tidak mudah," klaim Mas'ud usai membuka Grapari Pahlawan di Semarang, Minggu (9/3/2014).
Meski demikian ia mengakui jika ada pihak dengan kemampuan luar biasa untuk menyadap atau di luar standar ITU, maka mungkin bisa saja terjadi penyadapan. Tapi ia menegaskan, hal itu sangat sulit dan butuh kemampuan khusus.
"Kalo ada yang bisa, berarti luar biasa. Telkomsel memproteksi pelanggannya dalam hal penyadapan," tegas Mas'ud.
Selain pihak berkemampuan luar biasa dalam hal menyadap, lanjut Mas'ud, ada pihak lain yang bisa melakukan penyadapan, yaitu lembaga-lembaga resmi yang memerlukan penyadapan untuk proses penyidikan.
"Yang boleh misalnya penyidik. Kalau nganggur-ngganggur terus mau menyadap tetangganya, ya tidak boleh," pungkasnya.
Di sisi lain Mas'ud menambahkan, pelanggan Telkomsel terus meningkat yaitu tahun 2013 sebanyak 125 juta pelanggan dengan pengguna layanan data Rp 30 juta, sedangkan awal tahun 2014 ini sudah mencapai 132 juta pelanggan dan 62 juta pelanggan layanan data.
"Diperkirakan akhir tahun nanti mencapai 137 juta pelanggan voice dan pelanggan data 90 juta," ujarnya.
(alg/fyk)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!