Menurut Juniper, ketika peretas mendapatkan informasi kartu kredit maka yang didapatkan hanya kartu kredit saja. Berbeda dengan akun Twitter, bisa saja mengakses ke informasi pribadi.
Seperti yang dikutip detikINET dari Telegraph, Selasa (1/4/2014), nilai akun Twitter pun bisa lebih mahal dimulai dari USD 16 sampai dengan USD 325, tergantung seberapa sensitif didapatkannya. Sedangkan USD 20 hingga USD 40 bisa didapatkan pencurian kartu kredit.
"Nama akun Twitter bisa memberikan akses dan serangan ke situs lain. Jadi tak sekadar mencuri identitas dari pelaku saja," ungkap pihak Juniper.
Laporan terbaru mengungkapkan bahwa melalui Twitter, pengguna juga mampu diserang dengan membenamkan malware. Sehingga, pengguna akun Twitter yang diterabas bisa memberikan 'koneksi' lain ke jaringan lainnya.
"Pencurian informasi Twitter dapat digunakan untuk mengecoh akun teman-teman, keluarga, dan rekan kerja untuk keuntungan finansial tambahan," tandas Juniper.
(tyo/ash)