Ini Alasan Kenapa Orang Indonesia Suka Belanja Online

Jakarta - Pertumbuhan belanja online di Indonesia memang menjanjikan. Setidaknya itu terlihat dari hasil survei yang dilakukan Google Indonesia bekerjasama dengan TNS (Taylor Nelson Sofres) tentang perilaku shopper online di negeri ini.

Riset dilakukan kepada 1.300 masyarakat Indonesia yang memiliki akses internet di 12 kota besar seperti Bandung, Jogjakarta, Semarang, Surabaya, Bali, Padang, Manado, Makassar, Pontianak, Banjarmasin, dan Jakarta.


Responden dibagi menjadi empat grup yakni katagori recent (pernah berbelanja online dalam satu bulan terakhir), non-recent (pernah berbelanja online lebih dari 6 bulan lalu), non-online (tidak pernah berbelanja online) dan penjual (pernah menjual secara online).


Hasilnya, satu dari dua pembelanja non-online tertarik untuk mencoba berbelanja online. Sedangkan satu dari dua orang Indonesia yang sudah online tetapi belum pernah berbelanja online akan berbelanja online dalam 12 bulan ke depan.


"Dua dari lima masyarakat Indonesia yang sudah online namun belum pernah berbelanja online, akan mempertimbangkan untuk membeli pakaian secara online. Selain itu, shopper online di Indonesia ini cerdas dan kritis," ungkap Country Head Google Indonesia Rudy Ramawy dalam keterangannya, Kamis (3/4/2014).


Dikatakannya, para shopper online akan bereaksi setelah melihat iklan online dengan melakukan riset. Sekitar 79% shopper online melakukan tindakan langsung setelah melihat iklan online dan 85% menggunakan informasi dari iklan ketika melakukan riset produk.


Untuk melakukan riset dari produk yang diiklankan sebanyak 41% responden menggunakan search engine, 37% menggunakan jejaring sosial, 20% situs retailer atau toko dan 14% dari situs berita atau majalah.


Sementara CEO Blibli.com Kusumo Martanto mengatakan banyak orang memilih untuk belanja online karena lebih hemat waktu dan praktis jika dibandingkan dengan berbelanja langsung di mal atau toko tradisional.


Shopper online di Indonesia mengutamakan kenyamanan dibandingkan harga yang murah. Ini bisa jadi karena demografi kelompok usia produktif di Indonesia besar, sehingga maunya praktis,” pungkasnya.


(rou/ash)