Belanja TI Dunia Tembus Rp 43.182 Triliun di 2014

Jakarta - Total belanja teknologi informasi (TI) di 2014 ini diperkirakan masih akan mengalami pertumbuhan 3,1%, dari tahun lalu yang tadinya USD 3,7 triliun menjadi USD 3,8 triliun. Angka ini kalau dirupiahkan berkisar Rp 43.182 triliun.

Seperti detikINET kutip dari riset Gartner yang dirilis di situsnya, Kamis (3/4/2014), dari total pengeluaran TI tersebut terdapat juga pengeluaran untuk perangkat, seperti PC, ultramobile, ponsel dan tablet yang naik 4,3% tahun ini. Sebelumnya, pengeluaran untuk perangkat itu tahun lalu hanya naik 1,2%.


Sedangkan pengeluaran untuk software perusahaan juga terus mengalami peningkatan yang cukup besar. Di 2014 rata-rata pertumbuhan pertahun untuk software perusahaan adalah 6,8%. Customer Relationship Management (CRM) dan Supply Chain Management (SCM) merupakan kategori yang diprediksi memiliki pertumbuhan yang kuat.


“Investasi akan berasal dari eksploitasi analisa untuk membuat proses B2C lebih efisien dan meningkatkan upaya pemasaran ke customer, seiring dengan analisa B2B khususnya di ranah SCM, dimana pengeluaran tahunan diprediksi akan meningkat 10,6% di 2014,” papar Managing Vice President Gartner, Richard Gordon.


Dikatakannya, fokus utama para perusahaan adalah meningkatkan pengalaman pelanggan melalui proses pre-sales, sales, dan post-sales. Kuartal yang lalu, Gartner juga memprediksi bahwa peningkatan pengeluaran TI di 2014 hanya mencapai 3,6%, atau lebih tinggi 0,5% dibanding prediksi terbaru ini.


“Adanya revisi nilai prediksi dikarenakan adanya penurunan pengeluaran IT di industri telekomunikasi dari prediksi 1,9% menjadi hanya 1,2% saja. Industri telekomunikasi memberikan kontribusi 40% dari keseluruhan total pengeluaran IT secara global,” jelas Gordon.


Penurunan ini, lanjutnya, dikarenakan pesatnya perkembangan wireless untuk rumahan yang melebihi perkiraan, penurunan penggunaan layanan suara di China dan juga Eropa.


Sementara di ranah sistem data center, presentase pengeluarannya juga direvisi Gartner, dari 2,9% menjadi 2,6% saja. Hal ini dikarenakan adanya pengurangan akan kebutuhan storage berbasis kendali eksternal, dan juga aplikasi komunikasi perusahaan. Kategori ini mewakili 32% dari total pengeluaran sistem data center.


Selain itu, Gartner juga merevisi pertumbuhan pertahun untuk layanan TI antara 2012 dan 2017. Kontribusi terbesar dari revisi ini karena adanya pengurangan investasi di IT outsourcing, khususnya pertumbuhan outsource untuk co-location, hosting, dan data center, dimana pertumbuhan pada 2017 nanti akan berkisar 4% hingga 5%.


(rou/ash)