Kamera tersebut adalah Panasonic LX100, yang berbentuk mungil layaknya kamera saku lain. Namun di balik bodi mungilnya itu tersimpan sensor berformat MFT, yang ditemani prosesor quad core sebagai pengolah gambar.
Penggunaan prosesor itu membuat LX100 mampu merekam video beresolusi 4K di 25fps. Sementara untuk burst mode, kecepatannya mencapai 11 gambar per detik. Lensanya yang dibuat oleh Leica berukuran 24-75mm f/1,7-2,8.
Dengan sensornya yang terbilang besar untuk ukuran compact kamera, sensitivas ISO-nya pun bisa mencapai angka 25.600, meningkat dibanding pendahulunya, LX7 yang hanya mencapai 12.800.
Seperti dilansir The Verge, Kamis (18/9/2014), LX100 dipenuhi oleh berbagai tombol putar untuk pengaturan kamera secara manual. Contohnya diafragma, bisa diatur melalui ring yang terdapat di bagian depan lensa.
Sementara di bagian belakang lensanya terdapat ring untuk mengatur aspect ratio gambar, seperti 1:1, 3:2, 16:9, ataupun 4,3. Untuk mengatur shutter speed, tombol putarnya terdapat di bagian atas bodi kamera, juga tombol shutter, dan exposure compensation.
Kamera yang juga dilengkapi dengan WiFi serta NFC ini akan mulai dijual akhir Oktober 2014, dengan harga USD 900 atau sekitar Rp 10 juta.
(asj/ash)