"Juli kemarin sudah ada kenaikan penjualan 25%. Jelang Lebaran dan liburan tentu akan naik. Kalau bicara harga karena rupiah melemah koreksi hanya di kisaran 2%-6%," kata Ketua Asosiasi Importir Telepon Seluler Indonesia Eko Nilam, di Jakarta.
Seperti diketahui, dalam sebulan terakhir ini nilai tukar rupiah terus melemah sejak pemerintah mencabut subsidi bahan bakar minyak. Dollar bahkan sempat menembus Rp 10.500 dalam beberapa minggu terakhir.
Meski demikian, selisih kurs tidak terlalu mempengaruhi pasar ponsel, bahkan sebaliknya. Jumlah ponsel impor tahun ini diperkirakan naik 18% atau tumbuh 15 juta dibandingkan posisi tahun lalu yang sebanyak 85 juta unit. Diestimasi, nilai impor ponsel di Indonesia 2012 lalu mencapai USD 4,5 miliar atau sekitar Rp 46 triliun.
"Kami perkirakan ada sekitar 100 juta unit ponsel yang diimpor tahun ini. Permintaan akan banyak untuk smartphone yang tengah menjadi tren di masyarakat saat ini," pungkasnya.
(rou/rou)