Menanti Sang Raksasa China Bangun dari Tidurnya

Jakarta - "Kami ingin jadi merek top di bidang perangkat pintar dalam tahun-tahun mendatang. Setara dengan nama seperti Sony, Samsung atau Apple," kata LV Qianho, Global Marketing director ZTE Corporation di Hong Kong.

Qianho beberapa kali mengucap kalimat itu dalam konferensi pers bersama puluhan wartawan dari berbagai negara. Pria dengan aksen China kental ini memberi pesan jelas, ZTE tak mau lagi diremehkan, tidak mau lagi dianggap merek ponsel murahan.


Beberapa kali pula ia menyebut nama Apple dan Samsung hanya untuk mengklaim bahwa ponsel ZTE tidak kalah dengan buatan mereka. "Malah dalam beberapa sisi, ponsel kami lebih baik," katanya dengan meyakinkan.


Ambisi pun telah dicanangkan. ZTE optimistis mampu meraih 10% pangsa pasar smartphone global di tahun 2017, dari pencapaian 6% di tahun 2013.


Bisnis Ponsel Bundling Menurun


Mungkin dalam benak banyak orang, ponsel ZTE identik dengan harga murah dan biasanya dijual dengan sistem bundling operator. Model bisnis seperti ini memang menguntungkan bagi ZTE. Kerja sama erat dengan operator dalam penyediaan ponsel memastikan pendapatan yang stabil.


"Secara tradisional, ZTE menjual handset melalui operator dan kami telah melakukannya dengan baik di area tersebut. Namun kami melihat kesempatan juga untuk menjual ponsel secara bebas," kata Ni Fei, Head of ZTE Nubia Unit.Next


(fyk/ash)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!