Hal itu ia ungkapkan dalam newsletter di World Economic Forum yang digelar di Davos, Swiss, seperti dikutip dari CNBC, Rabu (22/1/2014).
Dalam tulisan sepanjang 25 halaman yang ia susun bersama istrinya itu, Bill menyakini ekonomi dunia saat ini sudah jauh lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Menurutnya, seluruh negara yang ada di dunia yang saat ini termasuk kategori negara miskin Bank Dunia, minimal mereka akan masuk peringkat negara berkembang pada 2035 nanti.
"Negara miskin tidak selamanya ditakdirkan untuk miskin. Lihat saja negara berkembang saat ini juga sudah ada yang bisa jadi negata maju," kata Bill.
"Saya yakin sekali atas hal ini sehingga bisa memprediksi di 2035 nanti, sama sekali tidak ada negara miskin di dunia ini," ujarnya.
Bill menyakini, seiring berjalannya waktu negara-negara miskin ini bisa mulai belajar dari negara tetangganya yang lebih maju. Negara yang sudah maju juga tidak diam saja, tapi akan berupaya membantu tetangganya untuk bangkit.
"Jika dilihat dari sudut mana saja dunia saat ini sudah lebih baik. Orang-orang berumur panjang, hidup lebih sehat. Tingkat kelaparan sudah berkurang lebih dari setengah adalah 25 tahun terakhir. Tingkat kematian balita menurun. Jumlah negara-negara yang membutuhkan bantuan kini sudah mulai menyusut," jelasnya.
Bill sendiri baru akan menjadi pembicara di forum ekonomi dunia ini Jumat mendatang. Ia akan berbicara mengenai mitos pertumbuhan ekonomi global. Bill sendiri akan fokus kepada tiga mitos.
Tiga mitos tersebut adalah, negara miskin ditakdirkan tetap miskin selamanya, dana bantuan internasional adalah pemborosan, dan menyelamatkan negara miskin membuat dunia semakin penuh sesak. (ang/rou)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
