Operator telekomunikasi virtual ini masih muda, baru beroperasi sejak 2012 lalu. Untuk infrastrukturnya sendiri, People Operator menumpang jaringan milik operator besar di Inggris, seperti Orange dan O2.
Tapi yang membuatnya unik adalah, setiap 10% dari tagihan yang dibebankan oleh pelanggan akan disumbangkan ke berbagai lembaga amal. Termasuk menyerahkan seperempat keuntungan perusahaan untuk kepentingan amal.
Lalu apa alasan yang membuat Wales mau menyisihkan waktunya sebagai chairman sebuah perusahaan dengan lisensi Mobile Virtual Network Operator (MVNO) ini?
"Saya mendapatkan banyak ajakan kerjasama yang sangat idealis namun kebanyakan dari mereka tak mempunyai rencana yang menarik atau inspiratif," ujarnya seperti detikINET kutip dari The Verge, Selasa (20/1/2014).
Menurutnya, People Operator hanyalah sebuah jaringan telekomunikasi virtual dimana infrastruktur bukanlah pengeluaran terbesar, melainkan biaya marketing. "Daripada menghabiskan uang untuk iklan di TV, kami akan menghabiskannya untuk menyumbang dan beramal. Tentunya dengan metode marketing dari mulut ke mulut," tandasnya.
(rou/rou)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!