Dalam sebuah dokumen yang dilibatkan dalam kasus Apple-Samsung, tertulis bahwa sebenarnya Android diciptakan untuk mendukung perangkat dengan tombol fisik, namun isi dokumen itu juga tak menyangkal bila nantinya Android mendukung fungsi layar sentuh.
Dengan kata lain, bukanlah ponsel berlayar sentuh yang awalnya jadi andalan Android. Meski tak jelas, bisa jadi saat itu kehadiran Android bertujuan untuk menghadang BlackBerry yang memiliki produk ponsel Qwerty.
Namun rencana berubah saat Apple meluncurkan iPhone. Menghilangnya tombol fisik yang digantikan fungsi layar sentuh pada iPhone sepertinya sukses memesona Google saat itu.
Seperti detikINET kutip dari Engadget, Senin (14/4/2014), raksasa internet ini pun disebut merombak OS Android besutannya agar juga mendukung fungsi layar sentuh.
Apa yang dilakukan Google ternyata tak salah. Saat permintaan perangkat Qwerty BlackBerry anjlok di pasaran, Android yang mendukung layar sentuh justru semakin melambung. Apalagi ditambah harga perangkatnya yang kompetitif, membuat OS milik Google ini kian sulit digoyahkan.
(yud/ash)
