"Persentasenya kecil sekali, tak sampai 100 ribu bahkan. Yang mungkin kena hanya pelanggan awal-awal kami saja (yang masih menggunakan handset single band) di 1.900 MHz," ungkap Deputi CEO Smartfren Telecom Djoko Tata Ibrahim di Bunga Rampai, Jakarta, Senin (25/8/2014).
Untuk itu, Smartfren pun mengaku akan menyiapkan kompensasi bagi 100 ribu pelanggan itu. "Pasti kami siapkan, tapi tidak sekarang. Mereka harus kami hargai karena loyalitasnya menggunakan jaringan kami sejak awal," lanjut Djoko.
Dalam Peraturan Menkominfo, relokasi Smartfren dari frekuensi 1.900 MHz ke 2,3 GHz akan dilaksanakan secara bertahap dan wajib diselesaikan paling lambat pada 14 Desember 2016.
Direktur Jaringan Smartfren, Merza Fachys menambahkan, selama dua tahun masa transisi perpindahan itu, pihaknya akan tetap menggunakan semua spektrum frekuensi yang tersedia. Selain 1.900 MHz dan 2,3 GHz, Smartfren juga akan menggunakan 850 MHz.
"Dua-duanya (850 MHz dan 1.900 MHz) akan jalan on sampai akhir masa transisi. Selama dua tahun itu diharapkan perpindahan subscriber bisa jalan semua. Handset yang lama sebagian besar masih bisa dipakai di 850 MHz karena dual band," pungkas Merza.
(rou/tyo)