China, Republik Game Mobile

Jakarta - Industri game mobile di China mengalami pertumbuhan yang eksplosif. Ledakan smartphone yang dimulai sejak tahun 2010, mendorong tingginya segmen ini yang sudah terlihat mulai tahun lalu tersebut.

Menurut data SuperData Research, di tahun 2014, pasar game mobile diprediksi akan memperoleh pendapatan sebesar USD 3 miliar. Sementara Amerika Serikat masih terdepan dengan USD 3,2 miliar.


Namun demikian, di tahun depan seiring dengan meningkatnya pengguna smartphone, bisa jadi pendapatan dari game mobile di China akan menyalib Paman Sam.


Kebiasaan pengguna smartphone di Negeri Tirai Bambu ini, menurut data TalkingData pada tahun 2013, termasuk adiktif. Di mana rata-rata menginstal game mobile baru 3 hari sekali.


TalkingData juga menemukan fakta yang menarik. Ada dua platform yang populer di China: iOS dan Android. Namun keduanya mendapatkan hasil bertolak belakang.


Pengguna iOS, 65% menginstal game dari App Store. Sisanya mendapatkan dari sumber lain, dan biasanya merupakan pengguna iPhone jailbreak.


Sementara pengguna Android, 80% menginstal game mobile dari toko aplikasi pihak ketiga, atau boleh dibilang tidak ada Google Play di China. Soal bermain game, setidaknya rata-rata mereka menghabiskan 32 menit sehari. Ini tentu saja akan bertambah bila terjadi di hari weekend.


Dengan tingkat adiktif dan jumlah populasi penduduknya yang besar, maka tak mengherankan bila banyak publisher asing yang mencoba peruntungan di sistem yang rumit di China.


"Aplikasi mobile seperti tambang emas. Banyak orang yang ingin mencoba mencari emas, namun berapa banyak yang menemukannya. Publisher asing harus bekerjasama dengan pihak lokal agar dapat mengetahui apa yang dimau oleh warga," kata Junde Yu, dari analis market mobile App Annie.


(tyo/ash)