Big Data adalah peluang sekaligus tantangan. Data bervolume besar, bervariasi tinggi, dan tidak terstruktur tersebut menawarkan peluang karena menyimpan rahasia-rahasia peningkat daya saing usaha, seperti sentimen pasar, perilaku konsumen, atau pun tren bisnis.
Akan tetapi, tantangan muncul karena Big Data tidak dapat diolah oleh teknologi analisa data relasional yang sudah umum digunakan dalam perusahaan. Akibatnya, perusahaan tidak dapat membaca peluang atau tantangan bisnis yang terpendam dalam aset informasi berupa Big Data tersebut.
Menjawab tantangan itu, produsen software asli Indonesia bernama i-811 (baca: Insight Delapan Sebelas) merilis teknologi analisa Big Data atau Big Data Analytic Tool bernama Paques (baca: Pakis), yang merupakan singkatan dari Parallel Query System.
Teknologi analisa Big Data ini diklaim unik karena diciptakan oleh seorang teknokrat dari Indonesia. i-811 mengklaim, Paques adalah Big Data Analytic Tool pertama dari Indonesia, dan bahkan Asia, yang mampu menganalisa Big Data secara sangat cepat dan efisien dengan menggunakan metode paralelisasi dan MapReduce.
Pencipta Paques adalah Chief Software Architect (CSA) i-811 Benni Adham. “Saya menciptakan Paques karena teknologi analisa data tradisional sesungguhnya tidak tepat guna untuk menganalisa Big Data,” tutur Benni, dalam keterangannya kepada detikINET.
Benni mendapatkan ide untuk menciptakan Paques saat bekerja di sebuah perusahaan pengelola data operator telekomunikasi. Di sana dia mendapati, data bervolume besar dan tidak terstruktur alias Big Data sangat sulit diolah, apalagi dianalisa dengan teknologi analisa data relasional. Next
(ash/yud)