Uang tersebut rencananya digunakan Xiaomi untuk membeli saham milik Kingsoft yang merupakan salah satu raksasa software di China. Tapi meski jumlahnya terdengar besar, Xiaomi nyatanya hanya bisa membeli sebanyak 2,98% saham Kingsoft.
Jangan kaget, karena Kingsoft sendiri kini nilainya mencapai USD 2 miliar atau sekitar Rp 25 triliun. Sedangkan nilai saham yang akan dibeli Xiaomi total harganya cuma USD 68 juta atau setara Rp 860 miliar.
Sebagai perusahaan penggarap software, Kingsoft mengerjakan game PC, aplikasi security, entertainment, dan juga software produktivitas semisal aplikasi office. Hal itulah yang menimbulkan spekulasi bahwa Xiaomi bakal mulai serius menggeluti bisnis software.
Pun begitu, spekulasi lainnya mengatakan dengan bantuan Kingsoft, Xiaomi ingin mewujudkan ekosistem terintegrasi yang ingin dibangunnya.
Saat di acara Beijing pada 15 Januari lalu Xiaomi memang mengatakan ingin membuat sistem terintegrasi untuk home appliance. Dengan begitu pengguna bisa mengendalikan seluruh peralatan elektronik di rumah hanya dengan melalui ponsel.
Selain Kingsoft, investasi yang dilakukan Xiaomi juga dihamburkan ke Midea yang merupakan produsen elektronik China. Jumlahnya juga tergolong sangat besar yakni senilai USD 200 juta atau sekitar Rp 2,5 triliun.
Dengan investasi yang dilakukannya di Kingsoft dan Midea, niatan Xiaomi menghadirkan sistem terintegrasi di rumah sangat mungkin bakal terwujud.
(yud/ash)