Dari keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), emiten dengan kode BTEL ini hanya mampu meraih pendapatan Rp 2,072 triliun di 2013 atau turun 12% dibandingkan 2012 yang mencapai Rp 2,360 triliun.
Hingga akhir 2013, jumlah pelanggan Esia juga hanya tercatat 12 juta, cuma naik tipis dari jumlah pelanggan di 2012 sebanyak 11,7 juta. Itu artinya, dalam setahun Bakrie Telecom hanya membukukan 300 ribu pelanggan baru.
Sedangkan laba usahanya pada 2013 tercatat Rp 3,6 miliar meskipun tahun sebelumnya ada rugi usaha Rp 500 miliar. Pertumbuhan laba usaha ini disebabkan kemampuan BTEL menekan beban usaha 28% dari Rp 2,86 triliun pada 2012 menjadi Rp 2,07 triliun pada 2013.
Bakrie Telecom juga menorehkan EBITDA--earning before interest, taxes, depreciation and amortization, sebesar Rp 911 miliar dalam laporan keuangan terakhirnya, seperti dikutip Senin (31/3/2014).
Menurut Director & Chief Finance Officer Bakrie Telecom Bachder Bachtarudin kinerja perusahaan terus membaik sejalan keberhasilan revitalisasi yang secara konsisten dilakukan perseroan.
"Berbagai inisiatif pengembangan produk dan layanan seperti gratis telepon dan SMS sesama pelanggan Esia serta penjualan langsung dalam mobile roadshow di beberapa kota besar di Indonesia berhasil meningkatkan jumlah pelanggan," katanya.
Bakrie Telecom pada tahun 2014 ini juga menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar USD 25 juta hingga USD 30 juta untuk menopang operasionalnya agar kinerja terus membaik.
(rou/rou)