Genjot Bisnis Digital, Telkom Bidik Rp 9 Triliun

Jakarta - Telkom kian bersemangat menggenjot bisnis digital services. Meskipun dari sisi kontribusinya masih kecil, namun pertumbuhannya dinilai sangat menjanjikan.

Plt Direktur Utama Telkom Indra Utoyo mengungkapkan, secara kontribusi ke total pendapatan Telkom, digital services baru berkontribusi sekitar 6% tahun ini.


"Tahun depan kita ingin naik menjadi 9%. Pertumbuhannya lumayan menjanjikan yakni 15%-20% setiap tahunnya," ujarnya dalam keterangan yang dikutip detikINET, Senin (1/12/2014).


Dalam sembilan bulan terakhir di 2014 ini, Telkom telah membukukan pendapatan sebesar Rp 65,84 triliun. Hingga akhir tahun, operator telekomunikasi pelat merah ini menargetkan pendapatan di kisaran Rp 80 triliun. Sementara di tahun 2015, targetnya sekitar Rp 100 triliun.


"Kalau dilihat 9% dari Rp 100 triliun itu lumayan besar, bandingkan dengan kompetitor lain untuk digital services yang tak menghitung konektivitas. Tujuan lain kami mendorong digital services ini adalah meningkatkan trafik dengan menawarkan layanan lebih bervariasi," paparnya.


Telkom dalam membangun ekosistem digital services berpatokan kepada People, Planet, dan Accelerator. "People atau orangnya merupakan kunci dari ide kreatif, jadi harus terus kita bangun tempatnya, dan diakselerasi dengan kekuatan basis 150 juta pelanggan yang dimiliki Telkom Grup," jelasnya


Salah satu wujud dari strategi ini adalah membuat Divisi Digital Business (DDB) Telkom yaitu divisi yang berfungsi melakukan market validasi dan akselerasi bisnis digital di Telkom Group. DDB ini juga akan menjadi pengelola sekitar 20 Digital Valley milik Telkom nantinya.


Telkom berkomitmen untuk menanamkan investasi hingga Rp 50 milliar untuk dua tahun ke depan demi mendukung seluruh aktivitas Bandung Digital Valley, Jogja Digital Valley, Jakarta Digital Valley, dan sejumlah Valley lainnya yang akan dibangun kemudian.


Tak hanya itu, Telkom juga membangun koneksi internasional dimana pada Agustus 2014 lalu, telah menyatakan rencana berinvestasi dalam kegiatan corporate venture capital (CVC) senilai USD 200 juta dengan menggandeng beberapa perusahaan modal ventura di Silicon Valley.


"Mindset kreator harus global, karena itu kita koneksikan dengan Silicon Valley. Di Amerika Serikat, industri kreatif bisa menyumbang USD 504 miliar per tahunnya, dimana pebisnis lebih dikenal ketimbang politisi. Kita harus bisa mengarah ke sana," tandasnya. (rou/ash)