Bahkan menurut Peter Sparkes, Senior Director Cyber Security Services Symantec, ia pernah menemukan anak umur 12 tahun yang bisa membobol jaringan perusahaan. Bukan hanya satu, tapi 30 perusahaan sekaligus.
"Sekarang saya tanya, Anda punya anak usia 12 tahun? Sedang apa mereka? Saya pernah ketemu anak 12 tahun bisa nge-hack 30 perusahaan. Kenapa bisa? Karena hacking itu mudah sekarang ini," ujarnya saat disambangi di kantor Symantec, di Sydney, Australia.
Menurutnya, hacking jadi makin mudah dan tak perlu pintar-pintar karena sudah banyak tools untuk hacking dan spying di internet. Berserakannya alat untuk memata-matai dan membobol jaringan inilah salah satu yang memicu kian banyaknya ancaman seperti malware, trojan, botnet, cyber espionage, dan lainnya.
"Sangat mudah untuk hacking dan spying, tinggal download saja. Ada yang bayar, ada juga yang gratisan. Anak 12 tahun juga bisa, ada contohnya. Tinggal klak-klik saja, beres," kata Peter.
Bagi Symantec, jelas ini bikin repot. Meskipun jadi mata pencaharian perusahaan ini, namun serangan dan ancaman yang bertubi-tubi membuat perusahaan antivirus dan keamanan internet itu harus terus waspada dan siaga 24/7. Lengah sedikit, gawat masalahnya.
Dari data yang dirilis olehnya, Symantec menganggap 2013 itu tahunnya pembobolan besar-besaran, the year of mega breach. Dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah insiden pembobolan melonjak 62%.
Dari 156 insiden pembobolan yang menyebabkan 93 juta indentitas terekspos di 2012, melonjak jadi 253 insiden yang membuka informasi 552 juta identitas pengguna di seluruh dunia.
Hebatnya lagi, menurut Graham Ahearne, Director, Product Management, Cyber Security Services Symantec, 66% pembobolan ini baru terdeteksi paling cepat 30 hari lebih, dan membutuhkan waktu sedikitnya empat bulan untuk perbaikan.
(rou/ash)