"Serangan malware di Android meningkat 300% dan kami rasa masih akan terus naik lagi serangannya seiring makin banyaknya pengguna smartphone Android," kata Michael Lin, Vice President Mobility Symantec, di Symantec Tower, Sydney, Australia.
Perusahaan antivirus dan keamanan internet ini pun memaparkan, dari 14 juta aplikasi Android berbentuk APK yang berhasil terekam di dalam database Symantec, dipastikan ada 900 ribu yang berbahaya (malicious) dan 5 juta lainnya dianggap abu-abu (greyware).
"Yang masih greyware ini juga sangat mencurigakan. Sebab, mereka sangat agresif, bikin baterai cepat habis dan sering menghabiskan bandwidth. Jadi, jangan sembarang menginstal aplikasi Android dari sumber yang tak jelas," imbaunya.
Kata Lin, dari 14 juta aplikasi itu pun baru 40% saja dari semua aplikasi yang tersebar di internet dan berbagai toko aplikasi Android -- yang ternyata bukan hanya dari toko aplikasi resmi saja.
"Ada 200 lebih toko aplikasi Android lainnya di luar Google Play Store, Amazon, atau Samsung. Jadi sebaiknya, berhati-hatilah. Kalau smartphone Android tak terlindungi, sudah pasti akan jadi target ancaman malware berikutnya," pungkas bos Symantec yang sehari-harinya bermarkas di San Francisco, AS ini.
Android diperkirakannya masih mendominasi sekitar 80% peredaran OS smartphone secara global. Menjadi populer dan kian diminati tak lain karena Android menawarkan banyak pilihan harga dan jenis handset, mulai dari yang paling murah hingga yang paling mahal.
(rou/tyo)