"2,1 GHz akan kita umumkan kebijakannya pertengahan tahun ini setelah 1.800 MHz kita komersialisasikan," kata menteri yang akrab disapa Chief RA itu saat ditemui detikINET di Kementerian Kominfo, Senin (19/1/2015).
Sebelum membuka izin 2,1 GHz untuk 4G LTE, Kominfo menurutnya akan terlebih dulu membuka peluang kepada keempat operator yang ada di spektrum itu untuk memperebutkan dua kanal yang tersisa di blok 11-12.
Kedua blok kanal tersebut merupakan peninggalan Axis Telekomunikasi Indonesia yang telah dikembalikan oleh XL Axiata sebagai syarat untuk memuluskan aksi merger akuisisi tahun lalu.
"Di 2,1 GHz ini mekanismenya tergantung. Kita lihat dulu, kalau demand lebih tinggi dari pada supply, ya seleksi lah. Bisa beauty contest, bisa tender, bisa apapun," kata Rudiantara.
Posisi dua kanal yang tersisa di blok 11-12, sejatinya berdekatan dengan XL yang ada di blok 8-9-10. Meski demikian, peminatnya ternyata bukan hanya XL saja, karena Telkomsel yang ada di blok 3-4-5 pun menginginkannya.
"CEO SingTel saja sampai telepon saya (Chua Sock Koong), dia bilang Telkomsel butuh. Tapi saya juga sudah bertemu dengan CEO grup lainnya seperti Dato' Sri Jamaludin Ibrahim (CEO Axiata) dan Dr. Nasser (CEO Ooredoo)," ungkapnya.
Kebijakan 2,1 GHz ini rencananya akan diumumkan Kominfo sekitar Juni 2015 ini setelah proses realokasi frekuensi di 1.800 MHz selesai. Rudiantara sendiri akan membicarakan terlebih dulu dengan operator sebelum mengumumkan kebijakannya.
"Sore nanti kami akan rapat dulu soal refarming 1.800 MH untuk 4G LTE bersama dengan teman-teman operator," pungkas menteri yang pernah puluhan tahun meniti karir bersama Indosat, Telkom, Telkomsel, dan XL itu.
(rou/ash)