Laporan yang datang dari The Wall Street Journal itu mengatakan, Google tengah terlibat dalam perbincangan serius dengan Softcard, sebuah perusahaan yang membantu pengguna gadget dalam melakukan pembayaran elektronik.
Laporan tersebut juga mengatakan jika Google telah menyiapkan dana kurang dari USD 100 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun untuk mencaplok Softcard.
Pun begitu, dikutip detikINET dari Cnet, Senin (19/1/2015), baik Google maupun Softcard menolak untuk berkomentar tentang isu akuisisi ini. "Kami tidak punya komentar, latar belakang, pernyataan tertutup, atau apapun terkait rumor itu," singkat juru bicara Google.
Konon, akuisisi ini dimaksudkan untuk mendorong pergerakan Google agar lebih agresif dalam layanan pembayaran mobile. Teknologi pembayaran semacam itu nyatanya sudah menjadi favorit perusahaan yang berbasis di Silicon Valley, AS, dengan tujuan tentu untuk memperluas penjualan penjualan perangkatnya.
Seperti yang kita ketahui, Google sebenarnya sudah punya sistem pembayaran sendiri yang bernama Google Wallet. Namun sayangnya, sistem pembayaran tersebut nyatanya bekerja tidak maksimal bahkan kerap kali mengalami kegagalan ketika konsumen melakukan transaksi.
Sistem pembayaran elektronik digadang-gadang jadi masa depan sistem pembayaran. Perusahaan TI raksasa macam Apple pun sudah lebih dulu menyadari hal itu.
Dari hasil penelitian dan prediksi Forrester Research, tahun 2019 diperkirakan akan terjadi lonjakan nilai beli dari konsumen yang menggunakan layanan pembayaran mobile, yakni senilai USD 142 miliar, naik USD 52 miliar dari tahun 2014.
(ash/ash)