Tiap 8 Bulan Orang Indonesia Ganti Smartphone




Djatmiko Wardoyo (detikINET)


Jakarta - Indonesia boleh disebut negara berkembang, tapi soal perkembangan ponsel cerdas di Tanah Air mengalami peningkatan tiap tahunnya. Dalam kurun waktu empat tahun, jumlah pengguna piranti pintar ini terus menanjak.

Menurut Djatmiko Wardoyo, Marcomm Director Era Jaya, di tahun 2008 jumlah pengguna smartphone di Indonesia hanya 2%. Lalu 2009 naik jadi 5%, mencapai belasan persen pada tahun 2010, tepatnya 13%.


Sementara di tahun 2011 jumlahnya pengguna smartphone 17%, dan tahun 2012 kemarin jumlahnya hingga 28%.


"Nah, diproyeksi di tahun 2013 akan ada kenaikan menjadi 38%," ungkapnya, di acara Ngopi bareng detikINET yang membahas tema "Ancaman Program Jahat Pada Smartphone", di Auditorium Bank Mega, Rabu (16/1/2013).


Djatmiko menambahkan, Indonesia menjadi pasar yang seksi bagi vendor ponsel global. Mengutip data dari Frost Sullivan, jumlah penetrasi feature phone memang masih tinggi, namun secara value (bisnis) hanya berkontribusi 40%.


Sisanya tentu saja diambil alih oleh smartphone. Ini belum termasuk, kegemaran orang Indonesia yang tak kalah dengan negara lain dalam hal menggonta-ganti device.


"Menurut survei Frost & Sullivan, untuk feature phone, orang Indonesia mengganti antara 7 sampai 9 bulan sekali. Sedangkan smartphone, tiap 8 sampai 14 bulan menggantinya. Ini tentu saja negara kita dianggap seksi oleh vendor," kata Djatmiko.


Smartphone di Indonesia tak terlepas dari demam internet yang melanda dunia. Apalagi dengan smartphone dianggap mudah dan lebih mobile dalam mengaksesnya di mana saja.


"Kalau di negara kita, smartphone itu memang hype. Semua ada sejak ada internet. Semua yang di luar murah sekarang di rumah, dulu statis sekarang bergerak," tandasnya.


( tyo / ash )


Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!