Ilustrasi (computerworld)
Amerika Serikat - Berdasarkan laporan yang dikeluarkan Homeland Security Department Amerika Serikat, ternyata pada awal oktober tahun lalu, sebuah fasilitas pembangkit listrik di Negeri Paman Sam telah terinfeksi malware yang mengakibatkan gangguan operasional.
Pada laporan tersebut dikatakan malware yang menyusup berasal dari sebuah perangkat flashdisk. Infeksi disinyalir terjadi ketika flashdisk itu digunakan oleh seorang teknisi untuk melakukan update terhadap software yang digunakan oleh fasilitas pembangkit listrik tersebut.
Akibat infeksi yang terjadi, alhasil fasilitas pembangkit listrik tersebut dipaksa tidak beroperasi hingga 3 minggu sebelum akhirnya malware yang menginfeksinya dihilangkan.
Malware yang diketahui berjenis theft trojan tersebut dikabarkan berhasil menjangkiti 10 komputer penting yang mendukung operasional fasilitas pembangkit listrik AS.
Dari dua pembangkit listrik yang terinfeksi, yang pertama diketahui terjangkit saat dilakukan update pada program antivirus yang digunakan. Namun untuk pembangkit listrik yang kedua hingga saat ini belum jelas dari mana malware itu dapat masuk.
Saat ini tim dari Industrial Control Systems Cyber Emergency Response masih melakukan investigasi terkait masalah yang timbul guna menghindari terjadinya kemungkinan yang sama pada fasilitas lainnya.
( ash / ash )
Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!