(Hengki Koentjoro/Hasselblad)
Jakarta - Foto bawah laut menakjubkan tersebut diambil oleh Hengki Koentjoro di Papua Barat. Foto ini berhasil masuk dalam daftar finalis Hasselblad Masters Award 2014, sebuah kompetisi foto berskala internasional yang mengumpulkan hampir 4.000 entry dari penjuru dunia.
Ya, Hasselblad telah merilis daftar finalis kompetisi akbarnya. Total ada 120 finalis yang tersaring dari ribuan karya yang masuk, dimana salah satunya adalah karya fotografer kelahiran Semarang ini.
Untuk mendapatkan foto dengan ikan paus hiu itu, Hengki menghabiskan waktunya di desa Kwatosore, Nabire. "Kunci untuk mendapatkan gambar bawah laut adalah tingkat kejernihan air seperti di musim kemarau dimana hujan dapat membuat kejernihan air yg menurun dan cahaya yang cukup di permukaan laut," ujar pria yang dalam sesi pemotretan ini memakai 'senjata' Canon G10 dan housing Ikelite.
Karya Hengki itu bukanlah satu-satunya yang berhasil menyita perhatian juri. Ada satu foto lagi yang tak kalah memukaunya.
Foto yang berada di kategori Nature/Landscape ini memakai unsur hitam putih, sebuah metode yang sudah dikuasai dengan baik oleh pria yang memang dikenal sebagai fotografer black and white tersebut.
(Hengki Koentjoro/Hasselblad)
Dalam foto yang diambil di candi Borobudur di pagi hari di atas, lulusan Brooks Institute of Photography, Santa Barbara, California itu mengatakan, ia ingin mendapatkan keindahan yang diselimuti atmosfer bernuansa mistis dan magis.
"Hampir semuanya terjadi secara spontan, karena saya menyukai 'tersesat' di sebuah tempat dan menjelajah keindahan alam yang penuh dengan misteri dan tidak terduga, selalu menyegarkan," tuturnya kepada detikINET.
Hengki mengaku selalu datang dengan ekspektasi yang tidak tinggi. Ia hanya menambil apa yang ditawarkan oleh alam, dan mengaku jarang dikecewakan.
"Di atas air, saya memakai kamera DSLR Canon 5D dan Nikon D700. Untuk setting biasanya saya memakai Manual dengan exposure yg di-underexpose sekitar 1 hingga 2 stops untuk mendapatkan detail di Highlight," jelasnya mengenai sisi teknis.
Nah, untuk mengubah warna menjadi BW, Hengki memakai Channel mixer tool di Photoshop dilanjutkan dengan memakai contras curves dan level tools untuk menghasilkan atmosfer yang diinginkan.
"Saya mencoba untuk meniru proses kamar gelap di digital post production. Semua ini dikerjakan secara digital menggunakan komputer Apple Imac dengan Software Photoshop dan Lightroom," imbuhnya.
Menurut Hengki, Hasselblad adalah nama yang 'keramat' di dunia kamera, dan kompetisi tersebut sangat penting untuk menjaga eksistensinya di dunia yang sebagian besar pasarnya dikuasai oleh produk buatan Jepang. Sedangkan bagi kalangan fotografer, kompetisi ini sangat penting karena dampak exposurenya yang sangat tinggi dan luas.
Pria yang mendalami fine art photography tersebut kini tinggal di Indonesia sebagao videografer/editor yang menspesialisasikan dirinya pada nature documentaries dan corporate profiles.
Karyanya fotografinya sudah diakui dunia lewat berbagai penghargaan dan publikasi media. Pria yang lahir 50 tahun silam ini juga kerap menggelar pameran. Terakhir, pada 9 Januari 2013 lalu, ia menggelar pameran di Tobin Ohashi Gallery, Tokyo, Jepang.
Karya-karya mencengangkan lainnya dari seorang Hengki Koentjoro bisa dijumpai di akun Facebook dan situs foto 500px.
( sha / ash )
Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!