Teknologi kamera ponsel yang semakin canggih disinyalir telah membuat para pengguna beralih, dari yang tadinya sering membawa kamera DSLR, kini cukup mengandalkan smartphone untuk mengabadikan momen tak terduga.
Melihat fenomena itu tak heran jika kemudian penjualan DSLR diprediksi menurunn. Menurut lembaga riset IDC, pengapalan kamera pada tahun ini akan turun dari 19,1 juta unit menjadi 17, 4 juta unit, atau berkurang sekitar 9,1%.
Hal ini tidak hanya dirasakan oleh produsen kamera, tapi juga vendor pembuat lensa bertaraf global. Sebut saja pembuat lensa Tamron, yang mengaku telah mengalami penurunan permintaan sebanyak 22% pada kuartal ketiga tahun ini.
Nikon pun merasa demikian. Tapi pesanginya, Canon, tetap percaya bahwa kamera DSLR masih memiliki pangsa pasar yang baik karena perangkat ini menawarkan kualitas lebih dibanding ponsel kamera terbaik sekali pun.
"Mengambil foto dan mengedit foto dengan smartphone itu seperti memasak dengan bahan murah dan bumbu buatan. Sedangkan menggunakan DSLR itu seperti memakai bahan-bahan asli," ungkap juru bicara Canon, Takafumi Hongo. Seperti dikutip detikINET dari Information Week, Senin (11/11/2013).
Ok, secara kualitas memang DSLR masih jauh lebih baik dibanding ponsel mana pun. Tapi gaya hidup saat ini menuntut agar semua proses pengambilan gambar yang cepat dan bisa di-share ke berbagai sosial media. Inilah yang tidak dimiliki oleh DSLR.
Lie Fhung, seniman dan desain grafis asal Hongkong mengakui hal itu. Meski membawa kamera DSLR dalam tasnya, ia mengaku lebih sering menggunakan ponsel untuk mengabadikan gambar. Karena selain lebih praktis, hasil foto juga bisa cepat diedit dan dibagikan ke jejaring sosial.
"Saya suka memanipulasi gambar dengan berbagai aplikasi, itulah hobi saya," kata wanita berusia 44 tahun itu.
(eno/ash)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!