Menilik ke belakang, Jongla pertama kali dibuat pada 2009, baru kemudian dirilis secara resmi pada Desember 2012. Jongla hadir ketika SMS mulai kehilangan keuntungan bagi operator dan digeser oleh instant messaging.
"Menurut survei, akan ada 1,3 miliar orang menggunakan instant messaging pada 2016 dan diperkirakan akan menghasilkan USD 70 miliar dari layanan ini," kata CEO Jongla Riku Salminen, saat berkunjung ke kantor detikINET.
Dijelaskan olehnya, Jongla adalah layanan lintas platform dan device. Saat ini mereka sudah hadir di empat sistem operasi, seperti iOS, Android, Windows Phone dan Firefox.
Kendati saat ini sudah banyak layanan instant messaging yang hadir di Indonesia, sebut saja WhatsApp, Line, KakaoTalk, WeChat dan BlackBerry Messenger, Jongla tetap optimistis bisa merebut hati konsumen.
"Kami mengincar segmen pengguna usia 15 tahun hingga 30 tahun. Kami mempunyai beberapa fitur yang berbeda dengan aplikasi sejenis yang ada di Tanah Air," katanya.Next
(tyo/rns)