Era industri musik kini sudah bergeser dari penjualan kaset dan CD ke distribusi digital. Namun era ini belum diimbangi dengan edukasi yang cukup mengenai cara menikmati musik yang legal.
"Awalnya dulu begitu. Gue pikir, enak banget lo. Tinggal minta aja gitu. Tapi kemudian saya lihat yang minta link download itu memang banyak. Saya lihat juga anak saya. Jadi memang anak-anak generasi kita sekarang konsumsinya musik digital. Beda sama generasi kita yang dulu biasa beli kaset, CD," ujarnya di acara Telkomsel LangitMusik Festival di Resto Torino, Jakarta, Rabu (5/11/2014).
Di sisi lain, generasi penikmat musik digital tersebut lebih sering menemukan link download lagu bajakan ketimbang versi legal. Menurut vokalis band Gigi ini, hal semacam ini harus terus diedukasi ke masyarakat.
"Jadi saya rasa memang perlu edukasi. Kegiatan seperti LangitMusik Festival ini bisa jadi salah satu medianya. Memang gak langsung bisa memberantas pembajakan. Tapi ini investasi jangka panjang. Edukasi untuk mereka agar bisa bedain mana yang legal dan ilegal," ujarnya.
General Manager ASIRI (Asosiasi Industri Rekaman Indonesia) Ventha Lesmana menyebutkan, industri musik digital saat ini mulai bergairah kembali. Didukung UU Hak Cipta, musik digital dinilai membantu para label memasarkan musik.
"Setidaknya pendapatan kami dari musik digital seperti RBT sudah naik signifikan, dan kontribusinya sekitar 40% dari pendapatan label," sebut Ventha.Next
(rns/rou)