Salah satu anggota Komisi Eropa yang menangani masalah ini, Joaquin Alumnia, mengatakan bahwa kasus dugaan monopoli Google bakal lebih besar dari Microsoft beberapa waktu lalu. Saat itu, Microsoft didenda 2 miliar euro setelah satu dekade lebih diinvestigasi.
"Kasus Google empat kali lebih banyak dari Microsoft. Padahal perusahaan itu diinvestigasi 16 tahun lamanya untuk menemukan masalah tesebut," kata Alumnia, seperti detikINET kutip dari Financial Times, Senin (1/12/2014).
Ditambahkan olehnya, dalam investigasi yang dilakukan dalam 5 tahun terakhir, setidaknya lembaga ini menerima 20 keluhan terkait sepak terjang Google di Eropa, termasuk dari kompetitornya yakni Microsoft.
Di Benua Biru sendiri, Google begitu perkasa dengan market share rata-rata di atas 50% di semua lini bisnisnya. Ini yang kemudian menimbulkan suara protes agar Google memisahkan unit bisnisnya seperti Android dan YouTube.
Menurut Busines Insider, monopoli di Eropa sejatinya tidak terlalu masalah dan memiliki banyak bisnis juga tak terlalu diributkan. Namun Google pada kenyataanya memanfaatkan hegemoninya ini untuk meruntuhkan pesaingnya dengan cara tak bagus dan mempermainkan bisnis iklan online.
Tak ada komentar berarti dari Google, kecuali apologi dari raksasa ini bahwa mereka masih akan terus berbicara dengan pihak Komisi Eropa terkait masalah tersebut.
(tyo/rns)