Ponsel 4G Murah Bisa Tersandung Regulasi Impor

Jakarta - Jaringan layanan seluler 4G tak lama lagi bisa dinikmati pengguna telekomunikasi di Indonesia. Namun sayangnya, belum banyak handset yang telah benar-benar mendukung layanan mobile broadband ini. Kalaupun ada, harganya masih lumayan mahal dan belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Keterbatasan handset yang beredar di pasaran masih bisa ditolerir karena memang saat itu jaringannya belum tersedia. Namun begitu keran layanan dibuka secara komersial akhir tahun 2014 ini, ponsel maupun tablet 4G dipastikan akan langsung menyerbu pasar Indonesia.


Tak hanya vendor asing yang punya brand mentereng, vendor ponsel merek lokal pun sudah mulai ikut melirik potensi pasar baru untuk 4G ini. Setelah Polytron yang sebelumnya mengaku siap memasarkan ponsel 4G di bawah harga Rp 1 jutaan, Mito juga tak menutup kemungkinan akan menggebrak pasar dengan strategi yang sama.


Handset 4G yang diproduksinya mungkin akan dirilis bersamaan dengan smartphone dan tablet murah berbasis prosesor octacore di awal 2015 nanti. "Saat ini kami masih dalam tahap testing bersama dengan MTK, Qualcomm, dan operator-operator telco," kata Hansen Lie, Direktur Utama Mito Mobile, dalam email yang diterima detikINET, Senin (1/12/2014).


Bagi produsen merek lokal seperti Mito, ada yang masih mengganjal dalam menghadirkan ponsel maupun tablet 4G murah ke Indonesia. "Kendala utamanya masih dengan regulasi impor yang tidak jelas. Kami harapkan semua akan diperjelas di akhir tahun 2014 ini agar 4G bisa menggebrak di awal tahun 2015," harapnya.


Menkominfo Rudiantara sebelumnya telah meminta kepada operator dan vendor ponsel agar mempersiapkan ekosistem 4G terutama handset agar layanan seluler generasi keempat ini bisa dinikmati masyarakat luas pada pertengahan 2015 mendatang sejak resmi dikomersialkan di spektrum 900 MHz pada akhir 2014 ini.


(rou/ash)